Ketika Cinta Tak Sesuai Doa: Tuhan Masih Peduli
“Tuhan, kenapa hubungan ini nggak berhasil padahal aku sudah doakan?”
Mungkin kamu pernah (atau sedang) berada di titik ini. Kamu sudah bawa nama seseorang dalam doa. Kamu percaya itu dari Tuhan. Kamu jaga hati, berusaha serius, mungkin sudah bangun relasi yang sehat. Tapi tiba-tiba semuanya kandas. Hancur. Hilang arah. Dan kamu terdiam—dengan hati penuh tanya: “Kenapa Tuhan nggak jaga hubungan ini? Bukankah aku sudah minta petunjukMu?”
Kalau cinta bisa dibangun hanya dengan doa, ketulusan, dan niat baik—semuanya mungkin sudah indah. Tapi kenyataannya, tidak semua hubungan yang kita doakan berakhir dengan pelaminan dan itu menyakitkan. Bukan hanya karena kehilangan orang, tapi juga kehilangan harapan yang pernah kita titipkan pada Tuhan.
---
Cinta yang Tidak Jadi, Bukan Bukti Bahwa Doamu Sia-sia.
Tuhan tidak mengabaikan air matamu. Bahkan saat kamu kecewa pada-Nya. Bahkan saat kamu bingung kenapa hubungan yang sudah kamu bawa dalam doa malah gagal.
“TUHAN dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. (Mazmur 34:19)
Ayat ini bukan janji bahwa semua akan baik-baik saja dalam waktu cepat, tapi janji bahwa Tuhan dekat—terlibat, hadir, dan peduli bahkan ketika kita merasa tidak dimengerti oleh siapa pun, termasuk pasangan kita yang sudah pergi.
---
Kadang Cinta yang Gagal Justru Menyelamatkan Kita
Ada hubungan yang tidak Tuhan izinkan berlanjut, bukan karena kita gagal mencintai, tapi karena Tuhan ingin menyelamatkan kita dari sesuatu yang tidak bisa kita lihat saat ini. Kita terlalu mudah melihat masa depan hanya dari perasaan. Tapi Tuhan melihat jauh ke depan, melebihi semua logika dan keinginan kita. Ketika Tuhan berkata tidak, itu bukan karena Dia kejam, tapi karena Dia lebih tahu.
“Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku.” (Yesaya 55:8)
Relasi yang gagal bukan berarti kamu gagal jadi pribadi. Bisa jadi justru itulah proses Tuhan memurnikan motivasi, karakter, dan imanmu. Mungkin bukan cinta itu yang rusak, tapi caramu menggantungkan hidup pada cinta itu yang Tuhan ingin sembuhkan.
---
Belajar Mencintai Tuhan Lebih dari Cinta Itu Sendiri
Saat hati sedang patah, sulit sekali untuk melihat hal-hal rohani. Tapi justru di titik itu, kita bisa belajar sesuatu yang lebih dalam bahwa Tuhan harus menjadi yang utama, bukan cinta manusia. Apakah kamu tetap mau percaya kepada Tuhan, bahkan ketika hal yang paling kamu doakan tak terjadi? Apakah kamu masih mau berkata “Engkaulah cukup bagiku”, bahkan saat hati merasa tidak cukup?
“Siapakah yang kumiliki di surga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.” (Mazmur 73:25)
Relasi yang sejati dimulai dari hati yang bersandar kepada Tuhan lebih dulu. Bukan untuk mencari pengganti yang lebih baik, tapi untuk mengalami pemulihan dari dalam sehingga saat nanti kamu mencintai lagi, kamu mencintai dalam keadaan utuh, bukan dalam luka yang belum sembuh.
---
Refleksi: Tuhan Masih Bisa Bekerja Lewat Hati yang Retak
Kadang kita berpikir, “Aku sudah terlalu hancur untuk mulai lagi.” Tapi justru di situ, Tuhan bisa membentuk ulang. Cinta yang gagal bisa jadi fondasi untuk iman yang lebih kuat. Luka bisa menjadi tempat di mana Tuhan menyentuh kita paling dalam. Hati yang remuk bisa menjadi wadah di mana kasih karunia dicurahkan paling banyak.
“Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka.” (Mazmur 147:3)
Jadi, kamu tidak sendiri. Tuhan tidak meninggalkanmu hanya karena cinta itu tidak jadi. Tuhan masih bekerja, bahkan saat kamu hanya bisa menangis di malam hari tanpa kata. Dan Dia tetap menyebutmu anak yang dikasihi, pribadi yang layak, dan hati yang akan Ia pulihkan—penuh, perlahan, dan pasti.
---
Doa Malam Ini
“Tuhan, aku nggak sepenuhnya paham kenapa cinta ini nggak jadi. Tapi aku percaya, Engkau tidak pernah berhenti mencintaiku. Ajar aku melihat cinta dari sudut pandang-Mu. Bukan hanya untuk mendapat seseorang, tapi untuk lebih mengenal Engkau yang selalu setia.”
---
Komentar
Posting Komentar