Kalau Pikiran Kita Ribut, Apa Tuhan Masih Dengarkan?
Ada malam-malam ketika dunia terlihat tenang, tapi isi kepala kita justru berisik. Suara-suara di dalam diri mulai bicara satu per satu:
“Aku takut gagal.”
“Aku gak tau aku ini siapa.”
“Kalau aku gak jadi apa-apa, apakah Tuhan masih bangga sama aku?”
Overthinking bukan hal baru bagi anak muda. Tapi akhir-akhir ini, seolah jadi teman harian yang susah diusir. Saat kamu duduk sendirian, pikiran bisa tiba-tiba melayang jauh—membayangkan skenario terburuk, mengulang kesalahan lama, memikirkan masa depan yang masih kabur.
Kita sering mencoba tetap kuat, tetap produktif, tetap tersenyum. Tapi di balik layar, banyak dari kita sedang menyimpan kekacauan dalam hati. Kita mungkin terlihat baik-baik saja di luar, tapi di dalam kita bertanya, “Tuhan, Engkau di mana saat pikiranku penuh ketakutan ini?”
---
Kita hidup di era informasi super cepat. Kita bisa tau kabar teman-teman kita hanya dalam hitungan detik. Tapi justru karena itu pula, kita mudah merasa tertinggal. Saat temanmu posting pencapaian, kamu mulai bertanya, “Kok aku belum sampai sana?”
Saat orang lain posting tentang pelayanan, pernikahan, atau panggilan hidupnya, kamu mulai merasa, “Aku ini sebenarnya sedang ke mana, sih?”
Perasaan gak cukup, gak layak, atau gak tau arah menjadi semakin dalam. Di saat itulah, overthinking datang, tentang masa depan, tentang jodoh, tentang identitas, tentang apakah Tuhan benar-benar sedang bekerja dalam hidupmu atau gak dan tanpa kita sadari, overthinking bisa menjadi bentuk kelelahan rohani yang kita pendam sendiri.
---
Di tengah semua itu, Tuhan mengingatkan kita lewat firmanNya:
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
(Yeremia 29:11).
Tuhan gak membiarkan kita berjalan dalam ketidakpastian sendirian. RancanganNya bukan untuk menghancurkan kita, tetapi untuk membentuk kita. Memang, kita gak selalu tau seperti apa jalan ke depan. Tapi Tuhan tau dan itu cukup. Kadang yang bikin kita gelisah bukan karena Tuhan gak hadir, tapi karena kita lebih sering dengar suara takut di kepala daripada suaraNya dalam hati. Kita terlalu sibuk mengendalikan hidup, sampai lupa bahwa Tuhanlah yang seharusnya jadi pusatnya.
---
Ada sebuah cerita yang mungkin sudah familiar. Di Matius 8:23–27, Yesus dan murid-muridNya ada di atas perahu. Tiba-tiba badai datang. Angin kencang mengguncang. Air masuk ke perahu dan Yesus? Dia tertidur. Bayangkan situasinya, murid-murid panik. Mereka takut tenggelam. Mereka merasa Yesus gak peduli. Sampai akhirnya mereka membangunkanNya dan berkata, “Guru, kita binasa!”. Yesus bangun. Lalu berkata: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?”
(Matius 8:26)
Lalu Ia menghardik angin dan danau itu menjadi teduh.
Sering kali, kita juga seperti para murid. Kita panik duluan. Kita pikir Yesus gak peduli karena Dia terlihat “diam”. Tapi sebenarnya, Dia tetap ada. Dia gak keluar dari perahu. Dia hanya menunggu sampai kita cukup berani untuk membangunkanNya dan percaya bahwa Dia berkuasa menenangkan badai—termasuk badai dalam pikiran kita.
Banyak dari kita merasa Tuhan hanya peduli pada hal besar seperti pelayanan, masa depan, atau panggilan hidup. Tapi Tuhan juga peduli saat kamu galau karena tugas kuliah yang belum selesai, saat kamu galau karena skripsi, saat kamu dilema soal hubungan, saat kamu ngerasa gak cukup baik. Tuhan gak pernah terlalu sibuk untuk mendengar hatimu. Bahkan kekhawatiran yang tidak kamu ucapkan pun, Dia tahu.
"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”
(1 Petrus 5:7)
---
Kamu boleh lelah, boleh bingung, boleh ragu. Tuhan gak menuntut kamu untuk selalu kuat. Dia hanya ingin kamu datang kepadaNya—apa adanya, bukan apa idealnya.
“Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
(Matius 11:28)
Jadi malam ini, sebelum kamu kembali tenggelam dalam ribuan pikiran, tarik napas perlahan, dan katakan:
“Tuhan, aku tahu Engkau masih di sini. Dan itu cukup bagiku untuk hari ini.”
---
Renungan Hari Ini:
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”
(Filipi 4:6-7)
---
Komentar
Posting Komentar