Postingan

Meterai Allah

“Dan kepada mereka dipesankan supaya mereka jangan merusakkan rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan hijau atau pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya.” — Wahyu 9:4 Apa Sebenarnya yang Terjadi di Wahyu 9? Dalam Wahyu pasal 9, Yohanes menyaksikan penglihatan yang menyeramkan: asap tebal keluar dari jurang maut , dan dari dalam asap itu muncullah belalang-belalang . Tapi ini bukan belalang biasa. Mereka tidak memakan tanaman. Mereka justru menyiksa manusia — tapi hanya mereka yang tidak memiliki meterai Allah di dahi mereka . Pertanyaannya, kenapa belalang ini hanya menyerang manusia yang tidak bermeterai? Dan lebih penting lagi: Bagaimana caranya agar kita memiliki meterai itu? --- Asap, Api, dan Belalang: Simbol atau Realita? Mari kita lihat runtutan yang muncul di pasal ini: * Asap keluar dari jurang maut , simbol tempat hukuman kekal. * Dari asap itu muncul belalang , simbol kekuatan jahat (mungkin iblis atau roh jahat) yang punya misi merusak....

Orang Berpengharapan = Giat

Orang yang memiliki pengharapan tidak duduk diam. Ia tidak hanya menunggu mujizat datang tanpa melakukan apa-apa. Sebaliknya, orang yang berpengharapan itu giat — seperti seorang yang mengejar cita-cita. Ia tahu ke mana arah tujuannya, dan ia percaya bahwa setiap langkah yang ia ambil, meski kecil, membawa arti dalam rencana Allah yang besar. Bayangkan seorang pelajar yang sedang mengejar impian menjadi dokter. Ia bangun pagi, belajar dengan tekun, menahan kantuk, bahkan mengorbankan waktu bermain demi masa depan. Begitulah seharusnya orang percaya hidup dalam pengharapan. Pengharapan kita bukan sekadar impian kosong, tetapi sesuatu yang pasti karena dijanjikan oleh Tuhan yang tidak pernah ingkar Namun, bagaimana kita bisa tetap giat ketika dunia terasa berat? Bagaimana kita bisa tetap bekerja saat hati terasa lelah dan kecewa? Jawabannya : kerjakan pekerjaanmu dengan kekuatan Firman. Firman Tuhan bukan sekadar kata-kata indah atau teori moral. Firman Tuhan adalah kekuatan yang hidup. ...

Ketika Cinta Tak Sesuai Doa: Tuhan Masih Peduli

“ Tuhan, kenapa hubungan ini nggak berhasil padahal aku sudah doakan? ” Mungkin kamu pernah (atau sedang) berada di titik ini. Kamu sudah bawa nama seseorang dalam doa. Kamu percaya itu dari Tuhan. Kamu jaga hati, berusaha serius, mungkin sudah bangun relasi yang sehat. Tapi tiba-tiba semuanya kandas. Hancur. Hilang arah. Dan kamu terdiam—dengan hati penuh tanya: “ Kenapa Tuhan nggak jaga hubungan ini? Bukankah aku sudah minta petunjukMu? ” Kalau cinta bisa dibangun hanya dengan doa, ketulusan, dan niat baik—semuanya mungkin sudah indah. Tapi kenyataannya, tidak semua hubungan yang kita doakan berakhir dengan pelaminan dan itu menyakitkan. Bukan hanya karena kehilangan orang, tapi juga kehilangan harapan yang pernah kita titipkan pada Tuhan. --- Cinta yang Tidak Jadi, Bukan Bukti Bahwa Doamu Sia-sia . Tuhan tidak mengabaikan air matamu. Bahkan saat kamu kecewa pada-Nya. Bahkan saat kamu bingung kenapa hubungan yang sudah kamu bawa dalam doa malah gagal. “ TUHAN dekat kepada orang-orang...

MENGENAL ROH KUDUS

A. Roh Kudus adalah Allah yang Kekal Roh Kudus bukanlah ciptaan, kekuatan impersonal, atau hanya semacam " energi rohani ." Roh Kudus adalah Pribadi Ketiga dari Tritunggal , dan Ia adalah Allah sendiri—kekal, kudus, dan aktif sejak kekekalan. " Betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat ...”— Ibrani 9:14 Roh Kudus disebut sebagai Roh yang kekal , artinya keberadaanNya tidak berawal dan tidak berakhir.  Seperti halnya Allah Bapa dan Anak, Ia selalu ada  sebelum dunia dijadikan. --- B. Roh Kudus dalam Keutuhan Allah Tritunggal Kita mengenal Allah sebagai Tritunggal yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus — tiga pribadi, satu hakikat . “ Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus .” — Matius 28:19 Ayat ini menunjukkan bahwa Roh Kudus disejajarkan secara setara  dengan Bapa dan Anak. Ia bukan lebih rendah atau sekedar pel...

Belajar dari Daud!

Hidup sebagai anak muda seringkali penuh dengan tantangan, kebingungan, dan keputusan besar. Terkadang kita merasa seperti sedang menghadapi raksasa-raksasa dalam hidup, baik itu ujian yang sulit, tekanan dalam memilih karier, atau konflik dalam hubungan. Di tengah-tengah segala hal itu, kita bisa melihat sosok Daud dalam Alkitab sebagai teladan yang sangat relevan. Daud, seorang pemuda yang pernah menghadapi banyak kesulitan, kegagalan, dan juga kemenangan, mengajarkan kita banyak hal yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, kita lihat pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah hidupnya!! Keberanian Menghadapi Tantangan Besar Di zaman sekarang, anak muda sering kali merasa tertekan dengan tantangan yang datang. Mungkin kamu merasa kesulitan menghadapi ujian besar atau memilih jalur karir yang tepat. Rasanya seperti ada raksasa yang menghalangi jalanmu. Nah, coba ingat kisah Daud yang melawan Goliat. Goliat adalah seorang raksasa yang menakutkan dan sangat kuat, tet...

Siapa Aku? Mencari Jati Diri dalam Terang Iman

“ Aku ini siapa, sih? ” Pertanyaan ini mungkin kelihatannya sederhana, tapi bisa mengganggu ketenangan pikiran kita dalam waktu yang sangat lama. Kadang muncul ketika kita melihat teman-teman kita tampak sudah “ jadi sesuatu ”—punya arah hidup, pekerjaan tetap, pelayanan yang mapan, atau komunitas yang mendukung. Sementara kita? Masih merasa seperti berjalan tanpa peta, menyusuri jalan panjang yang gak terlihat ujungnya. Kita mungkin pernah merasa, “ Aku sudah berusaha, tapi kenapa belum ada hasil? ” atau “ Semua orang tampaknya tau siapa mereka, kenapa aku malah bingung sendiri?”.  Di momen-momen seperti itu, muncul pertanyaan eksistensial yang dalam, “ Apakah aku cukup? Apakah aku penting? Siapa aku, sebenarnya? ” --- Tuhan Sudah Mengenal Kita Jauh Sebelum Kita Mengenal Diri Sendiri Pertama-tama, mari kita tenang dan dengar suara kebenaran ini: “ Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah mengudus...

Kalau Pikiran Kita Ribut, Apa Tuhan Masih Dengarkan?

Ada malam-malam ketika dunia terlihat tenang, tapi isi kepala kita justru berisik. Suara-suara di dalam diri mulai bicara satu per satu: “ Aku takut gagal.” “Aku gak tau aku ini siapa.” “Kalau aku gak jadi apa-apa, apakah Tuhan masih bangga sama aku? ” Overthinking bukan hal baru bagi anak muda. Tapi akhir-akhir ini, seolah jadi teman harian yang susah diusir. Saat kamu duduk sendirian, pikiran bisa tiba-tiba melayang jauh—membayangkan skenario terburuk, mengulang kesalahan lama, memikirkan masa depan yang masih kabur. Kita sering mencoba tetap kuat, tetap produktif, tetap tersenyum. Tapi di balik layar, banyak dari kita sedang menyimpan kekacauan dalam hati. Kita mungkin terlihat baik-baik saja di luar, tapi di dalam kita bertanya, “ Tuhan, Engkau di mana saat pikiranku penuh ketakutan ini? ” --- Kita hidup di era informasi super cepat. Kita bisa tau kabar teman-teman kita hanya dalam hitungan detik. Tapi justru karena itu pula, kita mudah merasa tertinggal. Saat temanmu posting penca...